Sepenggal Kisah dari ToysforKids [4]

ToysforKids 1 pada bulan Desember 2014 kemudian berlanjut pada bulan Februari 2015. Setelah menjadikan adik-adik panti asuhan sebagai Happiness Target kami pada event pertama, kini saatnya kami memilih desa sebagai tujuan selanjutnya. Dan sudah jadi tugasku, Tias, dan Cia sebagai divisi operasional desa untuk mencari desa mana yang cocok untuk kami jadikan target. Awalnya sulit, karena tidak satupun diantara kami bertiga yang merupakan warga asli Bandung. Sampai akhirnya perjalanan panjang membuat kami menemukan satu desa yang sesuai.

Siang itu, Kamis 29 Januari 2015, kami bersama Daka berniat untuk survei ke daerah UjungBerung, namun karena dirasa kurang sesuai, kami kemudian memutuskan untuk beranjak ke daerah Padalarang. Cuaca panas terik bukan halangan, kami sempat mampir ke Kota Baru Parahyangan karena beberapa diantara kami akan sholat waktu itu.  Setelah perbincangan dengan bapak penjual siomay, kami memutuskan untuk survei ke desa Girimukti yang kamipun gak tau itu dimana. Bermodalkan bertanya pada penduduk sekitar, kami menyusuri beberapa desa sebelum akhirnya tiba di Girimukti.

Perhentian pertama adalah kantor desa Bojong Haleuang. Dengan bantuan Daka yang fasih berbahasa Sunda, kami mendapati bahwa desa tersebut berada di Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan Saguling sendiri merupakan kecamatan baru hasil pemekaran dan ada lima desa lain yang berada dalam wilayah kecamatan Saguling. Girimukti adalah salah satu diantaranya. Kami kemudian pamit setelah memperoleh petunjuk jalan menuju desa Girimukti.

Perjalanannya lumayan berat, tapi seru. Kami melewati beberapa desa dengan kondisi jalan yang rusak, melewati lokasi galian C yang mana banyak truk melintas, melewati lapangan tembak milik Kopassus, tanjakan yang cukup terjal yang gak jarang membuat kami kesulitan mengendalikan laju dan keseimbangan kendaraan kami. Tapi di balik semua tantangan tersebut, kami juga bersyukur karena pemandangan alam yang disuguhkan luar biasa indahnya. Hamparan sawah hijau nan luas, bariasan bukit yang tak henti membuat kami berdecak kagum, dan udara segar yang tak selalu bisa kami temukan di perkotaan.Tak lama, kami menemukan kantor desa Girimukti. Disambut oleh beberapa pegawai kantor tersebut, kami menyampaikan maksud kedatangan kami, untuk survei sekiranya desa tersebut cocok untuk kami jadikan target kegiatan MMB ToysforKids selanjutnya. Berbincang dengan Pak Utang, kami mendapat informasi bahwa diantara lima desa lainnya di Kecamatan Saguling, Girimukti adalah yang lokasinya ditengah-tengah sehingga akses menuju perkotaan lebih sulit bagi penduduk desa Girimukti. Bukan hanya karena jalan darat yang rusak berat, tapi adanya perairan yang berada di ujung desa Girimukti, dimana kita perlu menyeberang dengan menggunakan perahu yang mereka sebut bargas. Kami juga bertanya tentang mata pencaharian penduduk sekitar dan mengetahui kebanyakan dari mereka adalah buruh tani dan hasil bumi yang banyak terdapat di desa tersebut adalah jagung. Sepanjang perjalanan desa itupun kami melihat hamparan kebun jagung dan beberapa penduduk disana terlihat sedang menjemur jagung hasil panen.

SeIMG_20150129_154410telah menanyakan beberapa informasi lainnya seperti jumlah anak dan sekolah di desa tersebut, kami kemudian pamit. Pak Utang menyarankan kami untuk menyeberang dengan bargas ketimbang kembali dengan melewati jalan sebelumnya karena alasan jarak dan kondisi jalan. Belum lagi cuaca yang kala itu sangat mendung dan menyiratkan akan turun hujan tak lama lagi. Kami pun menuruti saran tersebut dan ……………. Part paling seru selama perjalanan itu adalah menyeberang perairan dengan bargas. Perjalanan jauh kala itu pun terbayarkan dengan pengalaman seru sepanjang hari. Tak lupa kami mengambil beberapa dokumentasi foto untuk laporan saat rapat.

Saat rapat, kami merekomendasikan desa tersebut yang kami rasa sesuai untuk dijadikan target TFK selanjutnya. Belum lagi kenyataan bahwa kulit jagung disana dianggap sebagai sampah, yang padahal bisa dijadikan sesuatu yang punya nilai guna. Akhirnya diputuskanlah bahwa TFK 2 akan diselenggarakan di desa tersebut, dan dimulailah rangkaian TFK sebagaimana yang kami lakukan pada TFK 1.

1423972808292Kesibukan dimulai kembali. Mengunjungi beberapa sekolah, seperti SDPN Sabang, SD Soka, dan SD Taruna Bakti untuk mencari Happiness Agents, melakukan sosialisasi di CFD Dago, pengumpulan mainan, hingga penghitungan dan membungkus mainan tersebut sebelum kami bagikan ke Happiness Target. Banyak kejadian lucu dan berkesan selama proses tersebut. Mulai dari rasa syukur dan senang ketika mendapati drop box mainan yang kami letakkan di beberapa sekolah selalu penuh setiap harinya, bermain HIMG_20150217_140956appiness Ring di CFD bersama adik-adik yang kebetulan berkunjung, rumitnya mengangkut mainan yang jumlahnya banyak dengan menggunakan motor, pusingnya mengelompokkan dan menghitung mainan tiap sekolah, hingga riweuhnya suasana membungkus mainan tersebut. Tapi setiap proses yang dinikmati akan memberikan pengalaman yang berkesan dan gak terlupakan.

 

IMG_20150217_145146 IMG_20150217_203647 IMG_20150220_153851

 

Divisi operasional desa kembali mengunjungi Girimukti pada Senin 9 Februari 2015, kali ini ditemani D
aka dan Bagus. Kami berangkat melewati jalur desa Pangauban dan menyeberang dengan barg1423474037644as. Ternyata lumayan bisa menghemat waktu perjalanan jika kami melewati jalur itu. Berbincang kembali dengan Pak Utang, kami menyampaikan maksud kedatangan kami membawa surat izin mengadakan kegiatan di desa Girimukti. Kami menjelaskan bahwa konten acaranya nanti adalah bermain, membuat mainan bersama dari bahan jagung, dan membagikan mainan untuk adik-adik di desa tersebut. Kami juga diberi kesempatan mengunjungi ladang jagung bersama Pak Lan, salah satu petugas desa. Ketika akan pamit, bapak kepala desa Girimukti telah kembali dari rapat dan berbincang dengan kami. Beliau menyatakan dukungannya atas niat kami mengadakan acara di desa tersebut. Tak lama setelah itu, kami pamit karena cuaca yang sepertinya akan hujan. Kami kembali melewati jalur menuju Kota Baru Parahyangan. Hujan yang cukup menyulitkan pandangan dan membuat jalan jadi licin menjadi tantangan sepanjang hari itu. kami memutuskan untuk mampir di Kota Baru Parahyangan karena beberapa di antara kami akan sholat. Setelah sholat pun hujan tak kunjung berhenti. Daka memberitahu bahwa di sana terdapat sebuah pusat iptek. Kamipun akhirnya mengunjungi tempat tersebut, dan alhasil kami serasa kembali ke masa sekolah dimana sains jadi hal yang menyenangkan.

Seminggu setelah hari itu, tepatnya Rabu, 18 Februari 2015, kami kembali ke Girimukti untuk memastikan persiapan acara hari Minggu  22 Februari 2015 berjalan baik. Ditemani Daka, Aul dan Della, kami memulai perjalanan yang kami gak pernah sadari akan jadi perjalanan paling panjang yang pernah kami lalui. Urusan kami di kantor desa sebenarnya sudah selesai sekitar pukul 1 siang, tapi kami memutuskan untuk pulang melewati jalur desa Jati, walaupun Pak Utang udah bilang jalur lewat sana jauh dan jalannya rusak. Dan benar saja. Kami kira gak akan separah itu. Tanjakan yang penuh batu, jalan rusak sepanjang perjalanan, jalur sepi masuk hutan, jalan licin akibat hujan, ketemu jalan besar tapi masuk jalan kecil lagi. Udah gak karuan rasanya capek banget naik motor lama kayak gitu. Tapi kami menemukan satu pemandangan yang bagus banget ketika kami melewati bendungan Saguling. Saat menjelang magrib, akhirnya kami menemukan jalan pulang yang sesungguhnya. Empat jam memutar sebelum kembali ke jalan yang bener. What a day ! 😀

1424363670473 1424363623767

Leave a comment